Scroll untuk baca artikel
Gaya Hidup

Studi temukan 11 kesulitan lapisan kulit utama orang Indonesia

263
×

Studi temukan 11 kesulitan lapisan kulit utama orang Indonesia

Sebarkan artikel ini

TEGALPOS.COM – DKI Jakarta – Penelitian genom kulit yang diadakan perusahaan teknologi hasil kecantikan PT Paragon Technology and Innovation (ParagonCorp) mengungkap 11 kesulitan epidermis utama yang spesifik paling banyak dialami orang Indonesia.

"Skin genomic research (penelitian genom kulit) merupakan penelitian yang tersebut kompleks, di area Indonesia, penelitian ini merupakan penelitian genomik pertama pada lapisan kulit warga Indonesia dengan skala besar,” ujar Global Group Head Brand Development ParagonCorp Alif Kartika pada peringkat wicara pada Ibukota X Beauty (JXB), Ibukota Indonesia Convention Center, Minggu.

Penelitian dijalankan pada 515 subjek (150 pria serta 365 wanita) yang mana terdiri dari delapan kelompok etnik terbesar di dalam Indonesia, yakni Jawa, Madura, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, juga Papua. Berdasarkan studi tersebut, ditemukan bahwa permasalahan dermis yang tersebut paling kerap dialami publik Indonesia adalah pembesaran pori (cheek sebaceous pores), garis lipatan leher (horizontal neck folds), kemudian garis senyum (nasolabial folds).

Selain itu, ParagonCorp juga mengidentifikasi permasalahan epidermis seperti bintik pigmen, kerutan sudut bibir, leher kendur, kerutan bawah mata, kantung mata, kerutan dahi, kerutan interokular, lalu lipatan nasolabial.

Dengan temuan ini, penelitian genom kulit diharapkan dapat memberi pemahaman yang dimaksud lebih banyak baik tentang mekanisme genetik penuaan dermis serta keragaman genetik di dalam berbagai etnis di tempat Indonesia, memungkinkan perusahaan kecantikan untuk menciptakan hasil yang dimaksud sesuai dengan masalah-masalah yang dimaksud ke depannya.

“Dengan menganalisis variasi genetik individu, penciptaan produk-produk perawatan dermis akan dapat sesuai dengan keinginan dermis pada Indonesia yang tersebut beragam, dengan menyesuaikan rutinitas perawatan lapisan kulit berdasarkan profil genetik seseorang dapat mengoptimalkan efektivitas juga memenuhi keinginan lapisan kulit yang spesifik,” kata salah satu pasukan peneliti dr. Riris Asti Respati Sp.DV.

Penelitian genom kulit mengeksplorasi DNA, gen, lalu variasi genetik yang mana terkait dengan karakteristik, fungsi, juga kondisi kulit. Sejak tahun 2021, ParagonCorp telah terjadi melakukan studi tersebut, berkolaborasi dengan ahli genom lalu beberapa orang dermatolog.

SUMBER ANTARNEWS.COM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *