Scroll untuk baca artikel
Berita

Pakai Tulisan di area Kardus Cari Tiket Coldplay, Mawar Berharap Dapat dengan Harga yang Masuk Akal

793
×

Pakai Tulisan di area Kardus Cari Tiket Coldplay, Mawar Berharap Dapat dengan Harga yang Masuk Akal

Sebarkan artikel ini

TEGALPOS.COM – Calon penonton band Coldplay telah terjadi memadati kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta, Rabu (15/11/2023) sore.

Rupanya, bukan semua dari mereka sudah pernah mempunyai tiket masuk. Seperti yang dimaksud dialami oleh Mawar (25).

Wanita jika Tangerang itu nekat datang ke SUGBK meskipun belum miliki tiket. Dia berharap masih ada panyelenggara atau pihak lain yang mana memasarkan tiket konser band ternama selama Inggris itu.

Sembari mengangkat secarik kardus bertuliskan butuh 2 tiket kategori 5,6,7,8. Mawar berharap ada orang yang mana mengedarkan tiket kepadanya.

“Diri di dalam di tempat ini sejak tadi sore,” kata Mawar di area lokasi, Rabu.

Mawar menuturkan dirinya sudah berdiri sejak sore. Ia menyebut sudah ada beberapa orang yang dimaksud menawarinya tiket namun dengan nilai yang dimaksud berkali lipat.

Untuk bisa jadi duduk dalam kategori 6, Mawar diminta membayar senilai Rp 4,5 juta. Sementara nilai normalnya Rp 1,4 juta.

“Kalau harganya masuk akal okelah, kayak cuma lebihnya Rp 400-500 ribulah. Nyari uang kan susah, gak rela saya kalau buang uang segitu,” ucapnya.

Mawar mengaku, akan datang tetap berdiri hingga konser dimulai. Ia masih ngotot membeli tiket sampai Coldplay memainkan dua buah lagu.

“Kalau lebih tinggi mending gak nonton. Jadi sekarang saya adu kuat mental hanya serupa calo,” tutupnya.

Konser Coldplay (Instagram/coldplay)
Konser Coldplay (Instagram/coldplay)

Diketahui, konser yang dimaksud calon dimulai pukul 21.00 WIB nanti, Coldplay calon memainkan 28 lagu.

Pintu masuk sendiri dibuka sejak pukul 17.00 WIB tadi. Meski demikian, para calon penonton telah terjadi mendatangi kawasan sejak siang hari.

Konser Coldplay juga sempat mendapat penolakan dari massa yang dimaksud menamakan diri sebagai Gerakan Nasional Anti (Granati) LGBT. Mereka awalnya menganggap band selama Inggris hal itu pro dengan LGBT.

SUMBER SUARA.COM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *