Scroll untuk baca artikel
Berita

Habis Ukraina, Kepala Negara Rusia Disebut Mau Caplok Wilayah Eropa Ini adalah

157
×

Habis Ukraina, Kepala Negara Rusia Disebut Mau Caplok Wilayah Eropa Ini adalah

Sebarkan artikel ini

TEGALPOS.COM –

Jakarta – Rusia dilaporkan akan mencaplok sebuah wilayah di dalam Eropa. Ini adalah terjadi pasca Kota Moskow pada dua tahun terakhir berperang dengan negeri Ukraina untuk mengambil wilayah Donetsk, Luhansk, kemudian Krimea.

Wilayah itu adalah Transnistria. Transnistria memisahkan diri dari Moldova serta menyatakan dirinya sebagai republik merdeka pada awal 1990-an, sebuah langkah yang dimaksud ditentang Chisinau.

Penduduknya yang sebagian besar berbahasa Rusia memilih langkah ini oleh sebab itu tiada ingin tetap memperlihatkan menjadi minoritas di dalam negara itu.

Sekitar 1.100 tentara Rusia ditempatkan dalam Transnistria sebagai penjaga perdamaian, memantau gencatan senjata tahun 1992 antara Moldova dan juga pasukan lokal. Diperkirakan setengah dari 500.000 penduduk Transnistria sekarang ini miliki kewarganegaraan Rusia.

Pada Rabu (26/2/2024), tokoh oposisi Transnistria, Ghenadie Ciorba, baru-baru ini dilaporkan menyarankan agar kelompok separatis menyerukan referendum mengenai aneksasi wilayah yang dimaksud ke Rusia. Meski begitu, wacana ini tidak ada digembor-gemborkan ke rakyat secara luas.

“Namun kongres deputi dari semua tingkatan pada ibu kota wilayah separatis yang dimaksud mengeluarkan resolusi yang memohonkan dukungan Wilayah Moskow di menghindari krisis ekonomi, yang tersebut merekan tuduhkan pada Moldova,” kata resolusi Ciorba itu disitir Al Jazeera.

“Ada tekanan sosial lalu perekonomian terhadap Transnistria, yang mana bertentangan dengan prinsip kemudian pendekatan Eropa terhadap proteksi hak asasi manusia kemudian perdagangan bebas.”

Wacana ini pun memproduksi berbagai kalangan pada Moldova khawatir mengingat Rusia yang mana telah lama menyerang negara Ukraina untuk merebut wilayah Luhansk lalu Donetsk. Banyak yang digunakan menanyakan apakah masih aman untuk tinggal pada negara itu setelahnya wacana ini bergulir.

“Saya tidaklah sanggup memberi tahu Anda berapa berbagai panggilan telepon yang digunakan saya terima di dua hari terakhir baik dari pers maupun belaka kenalan,” kata Alexander Flenchea, penggagas Initiative 4 Peace Association.

Meningkatnya eskalasi geopolitik dalam Transnistria ini memproduksi wilayah itu benar-benar terkepung secara politik. Pasalnya, tanah Ukraina yang dimaksud menjadi tetangga dari wilayah itu memutuskan untuk menghentikan perbatasannya tatkala Ibu Kota Rusia mengirimkan pasukannya ke wilayah Timur, sementara Moldova terus memberikan tekanan terhadap Transnistria.

“Tiraspol (ibukota Transnistria) mendapati dirinya terjepit di area antara Chisinau lalu Kyiv,” kata Anatoli Dirun, kepala Sekolah Studi Publik Tiraspol.

Di sisi ekonomi, tindakan Moldova untuk mengenakan pajak berhadapan dengan barang-barang yang tersebut diimpor ke wilayah separatis, sudah pernah meroketkan harga-harga komponen pokok. Menurut Dirun, hal ini juga pada akhirnya memaksa Tiraspol untuk mengambil pendekatan yang mana lebih tinggi halus dengan Chisinau.

“Perang (Ukraina) telah lama mengguncang perekonomian Transnistria tetapi juga memaksa kepemimpinan Transnistria untuk mengambil sikap yang dimaksud lebih besar terkendali serta tidak ada menunjukkan pandangan pro-Rusia,” tambahnya.

Artikel Selanjutnya Perang Rusia-Ukraina Panas, Presiden Rusia Menggila-Eropa “Pecah”

SUMBER CNBC.COM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *