Scroll untuk baca artikel
Internasional

Indonesia, Afsel garap film jelang Festival Film pada Cape Town

143
×

Indonesia, Afsel garap film jelang Festival Film pada Cape Town

Sebarkan artikel ini

Ibukota Indonesia – Konsulat Jenderal Republik Tanah Air (KJRI) ke Cape Town menjalin kerja sebanding dengan banyak insan perfilman Nusantara lalu Afrika Selatan untuk menghasilkan sebuah film komersial mendekati Festival Film Nusantara dalam negara itu.

Melalui rilis pers KJRI Cape Town yang mana diperoleh ANTARA, Jakarta, Senin, disebutkan bahwa kerja identik yang disebutkan dikerjakan sebagai bagian upaya mempersiapkan acara Pasar Rakyat yang akan diadakan pada 9 November, disusul Festival Film Indonesi ke Cape Town pada 10-11 November 2024.

Naskah awal atau sinopsis film yang disebutkan disusun oleh Konjen RI Cape Town dan juga tim. Produksi film yang dimaksud pada waktu ini sedang dibahas dengan produser Wendra Lingga Tan dari production house Summerland, juga sutradara Robby Ertanto.

Sementara itu, selain bekerja serupa dengan insan perfilman Indonesia, produksi film yang disebutkan juga akan digarap dengan sebagian ahli perfilman dari Afsel, antara lain Makkie Slemong.

Meski berubah menjadi pimpinan Cape Town Film Studio (CTFS) sejak 2014-2024, Makkie Slemong sendiri merupakan warga negara Tanah Air keturunan Sleman.

Naskah film komersial berjudul "Aku Temukan Kembali Cintaku pada Afsel" merupakan drama romantis berlatar belakang bencana tsunami di Aceh.

Film yang dimaksud menceritakan romantisme sepasang muda-mudi Aceh bernama Faiez dan juga Maya. Meski sebagai drama, namun sebagian besar alur cerita pada film yang disebutkan merupakan kisah nyata, kata Tudiono.

Konjen mengkaji Festival Film Negara Indonesia sendiri akan berubah menjadi jembatan penghubung kebudayaan dan juga kerja sebanding seni budaya, khususnya perfilman, antara warga Nusantara dengan masyarakat migran Negara Indonesia ke negara itu, yakni Cape Malay.

Cape Malay merupakan keturunan para ulama pejuang Indonesi yang diasingkan oleh pemerintah Hindia Belanda oleh sebab itu perjuangannya menentang penjajahan. Para ulama yang disebutkan antara lain Syekh Yusuf Al Macassari yang digunakan diasingkan dan juga tiba ke Cape of Good Hope pada Juni 1693 lalu Tuan Guru dari Tidore, yang digunakan diasingkan pada 1780.

Penduduk Cape Malay di dalam Afrika Selatan pada waktu ini berjumlah lebih banyak dari 330 ribu orang.

Artikel ini disadur dari Indonesia, Afsel garap film jelang Festival Film di Cape Town

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *